Hari ini lagi aku tunggu, tunggu untuk apa?
Tunggu untuk dia kekasih dindaku yang pada zahirnya punya semangat juang dan kesedaran tinggi akan kezaliman ini.
Cuma, dia tetap makhluk berbentuk lain yang degil. Dia bukan jahil. Dia bukan tidak jumpai jalan. Dia sudah pun diberi rahmat Allah untuk melihat jalan yang agung....
Ya dia telah kubimbing ke jalan kecil sempit itu. Ya jalan itu kecil sempit,tapi sangat indah diiringi sama dedaun hijau pohon baik. Ditiupi angin sejuk yang mendamaikan....Yang pastinya dia tidak pernah perhatikan dengan hati ikhlas, lalu jalan sempit itu nampak kabur di matanya...
Hari ini aku gusar lagi. Lagi kenapa gusar?
Kepala masih berputar-putar, masih bingung.
Oh apalagi silap penjelasanku wahai setan?
Ikut mahuku pasti ku ludahi dia dengan cemuhan,segala macam ancaman keras.
Selama ini kubelai dia, kuhujani dia dengan kata2 yang penuh dengan kasih sayang dan sulaman qalam indah dari kitab suci itu.
Dia lemau.Dia tolol.Dia lalai.Dia tak guna akal.
Malam itu kudengar dia beri kata putus.Katanya jalan ini sempit, sukar untuk dia bernafas.
Lalu dia pilih jalan besar itu. Jalan besar yang disirami lampu2 kecil buatan tangan iblis mungkar. Yang meriah dengan noda manusia yang penuh dengan kejahilan dan kepuraan. Jalan itu memang besar......tapinya bengkang bengkok. Itu yang dipilih dia? Melalui akal atau hati?
Pastinya dia capai kata penentu tanpa usulan dari akal. Dia pasti kuingat dan dia pasti ketahui apa kesudahan jalan besar itu. Maka benarlah kata-kata Nya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment